Kamis, 28 November 2013

5 Jenis Kebosanan

Sobat Sipakatau, definisi berbeda dari kata “bosan” mungkin banyak anda temukan di beberapa literatur yang juga berbeda. Hal tersebut bisa saja dapat membuat anda kebinggungan saat menjawab pertanyaan mengenai arti bosan yang substansif. Dalam kamus bahasa Indonesia, bosan didefinisikan sebagai suatu sifat jemu, jenuh, bahkan tidak suka lagi dengan sesuatu hal karena “keseringan”. Siapa yang menyangka perihal kebosanan bisa jadi sangat menarik? Setidak-tidaknya, ini membangkitkan minat sekelompok peneliti untuk mengkajinya dalam studi.

Berdasarkan sebuah artikel yang dipublikasikan dari National Geographic Indonesia, yang bersumber dari jurnal Motivation and Emotion, peneliti berhasil mengidentifikasi lima jenis kebosanan. Thomas Goetz, peneliti dari University of Konstanz-Jerman yang memimpin tim studi, mengatakan, "Kebosanan adalah suatu perasaan atau emosi yang paling kerap dan paling intens dialami banyak anak/siswa. Melebihi kegembiraan, kecemasan, atau kemarahan". Orang juga cenderung mengalami jenis kebosanan yang spesifik," ungkapnya. "Ini menandakan kebosanan tersebut terkait kepribadian seseorang".

Berikut ini 5 variasi tipe kebosanan yang dimaksud, mulai dari yang menyenangkan sampai yang mengacu kepada depresi.

Tipe "masa bodoh (indifferent boredom)”
Contohnya, ketika orang telah menjalani hari yang sangat panjang, siswa selepas kelas yang membosankan. Mereka pun cenderung menjadi acuh tak acuh. Bagaimanapun, kebosanan semacam ini masih bersifat positif, bahkan membuat kita mengendurkan diri dan lebih santai.

Tipe “kalibrasi (calibrating boredom)”
Apakah Anda membiarkan pikiran mengembara? Jika Anda terbuka untuk ide-ide baru, tetapi tidak merasakan ada motivasi untuk benar-benar bangun dan melakukan sesuatu. Kebosanan kalibrasi adalah situasi kebosanan yang mana Anda seperti sedang melamun, dan tidak aktif bertindak.

Tipe “iseng (searching boredom)”
Tentu kita pernah dengar orang yang ditanya mengapa ia begini dan begitu merespon dengan jawaban "karena bosan, kurang kerjaan". Orang yang mengalami kebosanan jenis ini akan mencari-cari aktivitas atau menyibukkan diri. Maka, kebosanan semacam ini bisa mengarahkan orang ke perilaku yang tak berbahaya seperti mengirim SMS ke teman. Tapi mungkin pula memicu perilaku kekerasan. Namun, tak jarang akibatnya orang bisa malah terarahkan menjadi kreatif.

Tipe “reaktan (reactant boredom)”
Terperangkap dalam rapat tiada akhir atau kuliah yang saking membosankan terasa seabad lamanya. Anda tidak mampu mengubah keadaan, sehingga kebosanan Anda mulai disertai agresi juga frustasi. Karena keinginan untuk melakukan sesuatu yang lain.

Tipe “apatis (apathetic boredom)”
Pada kebosanan jenis satu itu, peneliti pertama kali mengidentifikasi pada studi di tahun 2006. Kebosanan apatis hampir-hampir menyerupai depresi, dengan konsekuensi negatif paling besar dibanding jenis lainnya. Peneliti berasumsi, kebosanan apatis dapat merugikan kesehatan diri secara psikologis.

Demikian jenis-jenis kebosanan yang mungkin sobat sipakatau pernah alami. Semoga informasi di atas dapat menjadi refleksi agar bisa berbuat sesuatu yang lebih baik dimasa mendatang. Salam sukses... (Y)